Jumat, 31 Juli 2009

kutunggu kamu di ujung dunia

# Episode Jakarta- Perth *


Aku berjalan terburu-buru di bandara Soekarno-Hatta , padahal suasana di bandara ini sedang ramai banget, maklum sedang liburan. Ransel di pundak, koper di tangan dan beberapa bawaan harus ku bawa sendiri. Rasanya seperti kuli dipasar...belum lg bertabrakan dgn orang2 yg juga sdg mengejar waktu. Sekarang sudah pukul 08.35 wib pdhal jadwal boarding pesawatku 09.05... gila aja, belum check in juga... mana tadi taxiku salah kamar..... mau ke internasional... malah berhenti di domestik... uhhh Dikejar2 waktu memang bikin sakit perut... mual ,mules... , kalau sampai telat... bisa2 nangis termehek-mehek aku... soalnya tiketnya not return alias gak bisa dikembalikan. Karena aku sudah menguras tabunganku untuk bisa terbang ke Perth,dan harus kerja keras banget ... yah pengorbanan banget demi ketemu si dia...untuk mendapat kepastian.. apakah dia serius dengan aku apa nggak. Sudah sejak klas awal kuliah kita jadian, sampe akhirnya dia meneruskan kuliah S2 nya di Curtin university of technologi Perth . Sungguh suatu keputusan yang membanggakan dan menyedihkan ku, bangga punya pacar sekolah di luar negri... sedihnya krn dia gak bisa ngapelin aku.. minimal ketemu seminggu sekali lah...

Gubraksss... Waduh... kakiku tersandung tas orang, langsung deh tubuhku tertelungkup diatas koperku sendiri.... bener-bener sudah jatuh tertimpa tangga deh.... bayangkan, aku jatuh tertimpa ransel juga tertuang minuman dingin yg dibawa orang disampingku... beuh... jilbab biru mudaku jadi tercampur merah fanta.... Oh My God... tolong bantu hambamu yang
sedang double malu ini.... Tiba-tiba ada tangan yang menarik tangan kananku....

" Ayo cepat berdiri, bikin macet orang jalan aja , kebiasaan lama, jalan sambil ngelamun aja...." katanya dingin banget.. Sambil berdiri aku melihat wajah sang penolongku.... OMG ... OMG.... Kedua lututku rasanya gak kuat buat berdiri lagi..., kalo nggak pegangan tiang kayu mungkin aku sudah jatuh buat yang kedua kalinya.... Tuhan yang Maha penngasih lagi Maha Penyayang.... Tuhan yang membolak-balikkan hati manusia.... Tuhan Yang Maha Mengerti hambanya.... Kenapa harus berjumpa dengan makhluk ini di saat dan tempat yang salah...

" Tuh kan, masih ngelamun juga... " itu muka udah belepotan... ayo dilap.... ini ada tissu... , udah jelek jadi tambah jelek... " katanya sambil melengos. Huuuuhhhh , tetep aja ini cowok bikin orang keki aja... tapi seyumnya itu lho bikin aku tetap nggak mampu berkata-kata... walau cuma seayat.. eh,,.. maksudnya sepatah kata.... malahan aku cuma bisa memandangi wajahnya yang bener2 sok jaim dan sok cool... Ini orang dari zaman batu sampe zaman milenium kok masih tetap aja wajahnya....
" Thanks ya.... " kataku sambil membereskan barang2ku...
Waqsz... aku ingat jam boardingku... untung aja terminal keberangkatannya sudah dekat.. kalau masih ada waktu sih , pinginnya berlama-lama dengan si Cool kas baca kulkas alias lemari es ini he he he.....
. " sorry Ray... aku keburu-buru nih... see u later ya.. " kataku sambil melambaikan tanganku padanya... Dia cuma tersenyum.. tapi melirik aku pun tidak... sialan... Memang bener2 tuh cowok... Jaim number one......nggak liat apa ada yg bening didepannya..

Berhubung waktu terbatas, aku langsung menyeret koperku... dan bla... bla bla... akhirnya aku sudah duduk manis diatas kursi pesawat. Ketika merogoh kantung tas ku untuk mengambil bolpoint, tanganku menyentuh secarik kertas atau tepatnya kartu nama.... dan nama itu yang membuat hatiku berdetak keras.. " Muhammad. Rayhan Firdaus" address : kauman gm IV/ 247 Yogyakarta, hp 08175200xxxx, email rayhanfir@yahoo.com...Tuhan bila waktu dapat terulang kembali... izinkan aku untuk mencinta nya.... halah... kok glen fredly banget.....tapi bener ... suer.... dia my first love.... tapi dia gak pernah tau kalau aku bener2 suka ama dia... tapi ketika masih di SMA dulu kita kayak merasa 'klik" aja... latihan basket bersama, nonton sepakbola bareng2... ha ha ha lucu juga mengingatnya..... First time im fall in love...... nggak tau juga enaknya dinamakan cinta monyet atau gita cinta dari SMA ya.... Dasar jaim number one, sok cuek nya setengah mati.. tapi sempat2nya menyelipkan kartu namanya di tas ku...

" Do u want coffe, tea or Juice ".. tiba2 suara pramugari mengagetkan lamunanku tentang Ray.. atau tepatnya My Ray.... ( dulu aku menyebutnya begitu, seakan dia milikku.. ).
Aku mengambil satu kotak jus jeruk, lalu melepas sealtbelt biar agak lega sedikit.
Terlihat awan biru dan putih tergores begitu indahnya dari balik jendela, putihnya berbaur biru yang berlekuk-lekuk bagai lukisan..... lagi-lagi aku jadi teringat Ray... dia pernah berkata padaku.. " aku akan mencintai seseorang setinggi langit " ketika pada suatu siang aku dan dia sedang duduk2 di pinggiran lapangan sepakbola.
" kenapa harus setinggi langit " kataku sambil memandang luas langit cerah.
" Karena cintaku tak akan terbatas apapun, tak terlihat siapapun... karena selalu ada langit diatas langit " katanya sambil melepas kaoskaki dan sepatunya....
" Ge Om Be A eL.. alias Gombal tujuh turunan ah... " kataku tertawa....
" Gak percaya...??? waktu yang akan membuktikan.." katanya sambil tersenyum..

Dan itu senyum termanis yang tak akan pernah hilang dari memoryku.Senyum terindah dari seorang My Ray... yang sangat jarang dia lakukan... ..Oh Tuhan.. senyum itu sudah 8 tahun yang lalu.. tapi selalu terbayang setiap hari. Please..... forget it...forget it.....
Aku sedang mau menata hatiku buat bertemu kekasihku ... mau minta kepastian..
kapan dia akan melamarku, karena orang tuaku sudah ribut aja melihat putrinya keluyuran kemana-mana sendirian. Rencana S2 ku ke Canada...juga terancam gagal jika aku belum married... sedangkan Ariel juga masih juga memberi keputusan pada hubungan ini.
Memang sih kita sudah serius, tapi mungkin saja dia masih pusing dengan urusan kuliahnya, belum lagi nanti urusan pekerjaan...
Aku membuka dompetku, melihat fotoku berdua Ariel di photobox ketika dia pulang ke Yogya Desember kemarin. Wajah manisnya memang benar2 bikin aku tak mampu menolaknya ketika dia menjadikan aku sebagai ' kekasih" nya. Sebagai ketua Senat di kampus ku, tentu saja Ariel banyak menjadi incaran banyak cewek, gak tau juga kenapa dia memilihku . Mungkin karena ' witing tresno jalaran soko kulino" juga, karena kebetulan aku juga aktif di kegiatan kemahasiswaan.

5 jam berada diatas udara penuh dengan lamunan antara Ray dan Ariel, akhirnya sampai juga aku di bandara domestik Perth-western Australia, kebetulan sedang summer jadi tidak perlu memakai jaket tebal . Kota Perth ini adalah negara bagian Australia barat, kota ini tidak terlalu ramai di bandingkan dengan Sydney. Makanya kota ini cocok disebut kota pelajar. Setelah menyelesaikan urusan paspor dan bagasi, aku langsung menuju pintu keluar... terlihat lambaian tangan Ariel sambil membawa tulisan besar ' My lovely Raisha " ...seperti petugas hotel sedang menjemput tamunya di bandara. So sweet banget memang Ariel.. sambil mengambil alih gendongan ranselku , masih sempatnya dia memberiku 3 tangkai mawar putih ... dan juga termasuk senyum cerianya.

" Mawar ini buat 3 tahun kebersamaan kita.." katanya sambil memandangku.
Aku cuma bisa tertawa, habis Ariel ini selalu saja bikin kejutan tak terduga...
Makanya cuma dia yang bisa terselip dihatiku saat ini, kukatakan terselip karena seluruh isi hatiku telah terisi oleh beribu2 nama " Ray" ... Aku berharap kehadiran ariel mampu men delete atau minimal men tip-ex nama Ray yang memenuhi setiap rongga hatiku..

Memang aku merasa tak adil juga dengan ariel... karena dia ada hanya untuk menutupi lara hatiku , aku sudah berusaha keras untuk membuat "Ray" hilang dari memory ku, bahkan aku pernah meminta pada Tuhan untuk membuat aku amnesia pada nya. Hingga aku bisa membuat keputusan untuk married bersama Ariel, dan fikiran itu sudah bulat ketika aku berangkat menyusul Ariel ke Perth.

Tapi Tuhan, kenapa kau pertemukan lagi aku dengan wajahnya.... ketika hatiku sudah menjatuhkan pilihan, hingga rencana yang telah kutata rapih kini berantakan berjatuhan lagi. bagai puzzle yang sudah kususun bertahun-tahun , kini harus kehilangan satu bagiannya lagi.... satu saja... tapi sangat berarti bagi langkah hidupku...


" hayo... ngelamun aja sih... " tegur Ariel mengagetkanku....
Seketika mukaku memerah.. malu bercampur rasa bersalah, disampingku ada kekasihku
kok aku juga masih memikirkan Ray.... Please Raisha..... enough to thinking about him...
" Gak ngelamun kok .... aku cuma bagai mimpi aja bisa nyusul kamu disini" kataku sambil menghembuskan nafas panjang... hmmm andai Ara tau...
Oh ya kuperkenalkan dulu, nama kekasihku ini Ariel Ibrahim Mirza, dikampus dulu sih sering dipanggil Ariel... tapi kalau aku punya panggilan khusus, yaitu Ara... dan cuma aku yang punya panggilan itu...

Dari Bandara perjalanan kami diteruskan dengan naik bus kota, yang khusus melayani antar-jemput hanya di sekitar CBD (Central Bussiness Distric) atau yang biasa disebut City of Perth.Bus ini dipanggil dengan singkatan CAT atau juga disebut dengan City Auto Transport . Menurut Ara semua orang diperbolehkan menaiki bis yang termasuk mewah dan bersih ini, dan para penumpang sama sekali tidak dikenakan biaya, alias gratis...hebat bukan? Ara memang sengaja ingin langsung mengajak aku mengelilingi kota Perth ini, karena waktuku juga terbatas.Ku pikir kalau di negara kita Indonesia tercinta, apa ya yang gratis..
semuanya serba uang... cuma menghirup udara saja yang gratis, itupun sudah polusi.
Setelah lelah berkeliling kota, Ara langsung mengajakku ke sebuah Apartemen di sekitar new castle street,Apartemen tempat Ara tinggal selama di Perth. Aku dititipkan pada teman perempuan Ara yang kebetulan tinggal di Apartemen yg sama juga.

" Ra, istirahat dulu ya... kamu kelihatan capek tuh... ntar pingsan lagi .." kata Ara sambil menjentik tanganku. Aku mengangguk mengiyakan, memang badan ini sudah waktunya untuk di rebahkan... oh.. jadi rindu tempat tidur deh... he he he
" Ara... thanks ya say... for all.. " kataku sambil tersenyum.
" for u, all the best... " kata Ara sambil menutup pintu .

Begitu pintu ditutup, tanpa tertahan lagi aku langsung loncat ke tempat tidur...
Capek, penat, lelah dan ada perasaan 'kacau" membuatku ingin segera memejamkan mata .
Aku bahagia punya Ara, dia pintar , sayang padaku dan handsome abis... gak ada yang bisa menolak pesona Ara... akupun menyadari hal itu. Membayangkan hari-hari indah bersama Ara membuat aku seakan melayang ke langit yang biru.... ketika pada kata ' langit biru' aku tiba2 teringat Ray... Ray dengan cinta setinggi langit biru.... Ray dengan senyum nya yang tak terlupakan... Ray dengan pandangan mata tanpa arti.... huuuhh aku ini mbayangin Ara atau Ray sih... Tapi, ketika bertemu di bandara kemarin , Ray tampak lebih dewasa, walau wajahnya masih tetap seperti My Ray, tetap Jaim number one.. dan tetap penuh misteri.
Ara.... Ray..... Ara..... Ray.... kututup mukaku dengan bantal, agar aku berhenti memikirkan Ray... Semakin gelap mataku, makin tampak terlihat jelas wajahnya....
Tuhan.... tolong bantu aku menghapus jejaknya ....
Aku sudah ribuan kilometer meninggalkannya...
Tapi kenapa seolah dia selalu ada disampingku...
***
Sore ini Ara mengajakku berjalan2 lagi... menyusuri pertokoan Myer.. rasanya sampe hampir patah deh kaki ini, untung aja kakiku ini sudah ada campuran besi bajanya... maklum
sudah biasa jalan sejauh2 nya deh... Tapi gak beli apa-apa juga, just window shoping.. duduk di kafe pinggir jalan, sambil melihat orang lalu lalang. Di Perth tidak setiap hari pertokoan buka sampai malam, hanya ketika hari jum'at saja buka sampai jam 9 malam, kalo hari biasa hanya sampai jam 5 sore.

" Belum capek Ra ?... " tanya Ara sambil membawakan aku 1 cup es krim coklat .
Aku menggeleng pelan, bagaimana bisa capek berjalan2 jalan di negara asing begini, kalau bisa semuanya harus bisa di jelajahi..... walau harus tidak tidur ha ha ha...
Apalagi ditemani orang yang kurindukan selama ini, mana bisa capek.

Akhirnya malam ini kita berdua duduk di pinggir Swan River... sungai yang panjang...
menurut Ara, kalau dilihat di peta sungai ini berbentuk Angsa.. makanya dinamakan Sungai Angsa... dari Swan River ini kita berdua naik ferry menuju ke Fremantle ... Kota kecil yang bersejarah. Wah.. indah sekali pemandangan malam ini, tangan Ara tidak pernah lepas menggenggam tanganku, serasa dia takut sekali kehilanganku. Ara memang membuat aku selalu aman disampingnya.
Ketika kembali ke Swan River... Ara mengajakku duduk di kursi taman , malam ini langit indah sekali, ribuan bintang tertata rapi berkilauan...

" Raisha tersayang... " tiba-tiba suara Ara mengagetkanku...
" Kok tiba2 romantis banget ra... " jawabku sambil menggenggam erat tangannya..
" Aku sayang kamu Ra... " kata Ara lagi sambil menatap wajahku.

Gemercik suara air , desau angin dan suasana sepi ... membuat aku terdiam sambil bersandar di bahu Ara... Aku juga sayang kamu banget Ara... kataku dalam hati..
Tapi aku butuh kepastian akan kejelasan hubungan kita ini, apakah kamu mau melanjutkan tali cinta ini ke pernikahan .... atau hanya begini selamanya.
Malam ini kami hanya terdiam lama,.... aku tak kuasa membuka pembicaran tentang pernikahan... aku takut Ara menjadi tertekan akan pertanyaanku.

Selesai sholat Isya', mataku masih belum bisa terpejam... Segera ku buka laptopku dan membaca kotak emailku. ada beberapa email masuk dari teman2 .
Tiba-tiba aku teringat kartu nama Ray... , ada alamat emailnya rayhanfir@yahoo.com..

..... Gimana kabarmu sekarang Ray....
Semoga selalu sehat dan happy ya...

regards, Raisha

kemudian ku sent email ......... aku hanya ingin tahu kabarnya saja....
Ketika asyik membalas email teman2 ku... tiba-tiba kotak emailku berkedip-kedip..
"you have a new message...".... from rayhanfir@yahoo.com.... duh.. hatiku kok jadi gak karuan ketika membuka inbox emailku.

......To : R selalu..


tak sanggup melupakanmu
R, aku katakan aku tak sanggup...
ketika memaksakan untuk melupakanmu

R, aku katakan aku tak sanggup
ketika pikiranku memaksaku untuk membunuh bayanganmu

R, aku katakan padamu..
aku tak sanggup melepaskan kenangan yang telah terjadi saat itu

walau hingga saat ini aku tak pernah dapat menyentuhmu,
atau menyentuh dinding wajahmu..
walau hingga saat ini aku tak pernah dapat lagi bertemu denganmu...
walau hingga saat ini aku tak pernah dapat lagi mendengarkan suaramu..

R, ketahuilah satu hal..
aku takkan pernah dapat melupakanmu..


I'l pyun dan shim.

..................
Rasanya detak jantungku sempat berhenti ketika membaca isi email Ray...
Sambil berkali-kali membaca satu persatu isi puisi Ray....
Sungguh, ini jauh sekali dari kebiasaan Ray..
Dia gak pernah bisa bikin puisi..
dan juga gak pernah bisa mengungkapkan perasaan...
Apa Ray salah kirim ya...?

To Ray

Ray, kamu salah kirim ya...
Hayo... buat siapa nih puisinya...

From ; Raisha

........................sent to rayhanfir@yahoo.com.....

ku tunggu balasan emailnya dengan cemas...,
aku hampir berteriak ,ketika kulihat inbox emailku berkedip-kedip...

To : Raisha

Cuma satu Raisha yang ku kenal
....just " Raisha Ghassaina "



..........................from ; R

Oh Tuhan, semoga Ray cuma sekedar membuat lelucon
karena bertemu aku lagi, setelah lama kita tak bicara.

Ku tutup laptopku, karena mataku sudah tinggal 5 watt,
besok pagi Ara akan mengajakku menjelajahi Perth City
kalo di perjalanan ngantuk... wah.. rugi dong......

******
Seminggu sudah aku berada di Perth , rasa kangen pada tanah air mulai menyeruak. Terutama kangen keluarga, kucingku dan all my friend. Kalau masalah makanan ,
tidak ada masalah berarti. Karena banyak resto makanan Asia bahkan Indonesia di sini.
Karena di Perth ini ada sekitar 7000-8000 penduduk Indonesia yang stay .
Ara memang berusaha memanjakan aku, hampir setiap hari dia mengantarkan
ke Chinatown, Kingspark, Burswoord dan ke Wildlife Park tempat aku bisa
bertemu koala .
Rasanya setiap hari dunia bagai milik kita berdua..
berpuluh2 foto tercipta dan beragam
gaya terekam dalam handycam.
Ara memang paling bisa membuat orang senang.
Namun, hingga hari terakhir keberadaanku di Perth, tak pernah terucap perihal kelanjutan hubungan kasih kita. Aku pun rasanya tak punya keberanian menanyakannya.

Hingga pagi hari ini, ketika aku harus kembali ke Jakarta, .. seluruh koper, ransel dan beberapa tas berisi souvenir sudah siap dmasukkan dalam bagasi taxi.
Ara terlihat jarang bicara hari ini, aku juga jadi ikut bisu.
Entah perasaan apa yang berkecamuk di hati kami, hingga seperti orang yang baru kenal
susah sekali memulai pembicaraan.

" Ara... thanks ya.. sudah membuat ku bahagia disini, .." kataku membuka pembicaraan..
duh kok jadi formal banget..... aku mengutuki diriku sendiri.
" Raisha ... aku sayang kamu banget" tiba-tiba Ara merengkuh aku dalam pelukannya.
Aku kaget tanpa sempat mengelak, ... biarlah..
biar dia tahu kalau aku juga sayang padanya.
Setelah melepas pelukannya, kedua tanganku digenggamnya,
erat sekali seakan dia tidak ingin melepasnya.
. Ditatapnya kedua mataku , sangat dalam...

" Jangan pernah lupakan aku ya... " kata Ara lagi.
Aku hanya menangguk pelan.
Ara mencium jemari tanganku, sambil tetap memandangku.
Di dalam taxi, tak satupun kata terucap.
Entah hari ini kita kemasukan jin apa ya...
Kemarin2 begitu banyak canda dan tawa.
Tapi hari ini kita berdua seakan2 kehabisan kata-kata.
Hanya genggaman tangannya , yang mengisyaratkan perasaan nya padaku.

Ketika masuk bandara Perth, airmataku sempat berlinangan.
Meninggalkan sebelah hatiku disini, sungguh perasaan yang sangat menyesakkan.
Ara menyusut airmataku dengan tangannya, membuat tangisanku semakin pecah.

" Aku selalu rindu kamu Ara ... " kataku sambil meninggalkan Ara yang terdiam
memandang kepergianku.
Hingga di bangku pesawat, airmataku belum bisa berhenti juga..
Selalu begini, .. mesti ada perpisahan setelah ada pertemuan...
Mengapa pertemuan selalu indah... dan perpisahan selalu menyedihkan....
Aku memandang awan dan langit biru...
saat ini aku benar-benar melupakan Ray,
walau ada langit biru di balik jendelaku.

# Episode Jakarta kelabu *

Jakarta.. i'm come back.... with a feel brand new...
Bertemu lagi dengan macet, polusi dan dikejar-dikejar urusan pekerjaan seakan menjadi rutinitas sehari-hari. Posisi manager di sebuah perusahaan garment internasional, aku membawahi wilayah Asia. Jadi bisa dibayangkan , waktuku serasa habis di kantor dan
di jalan. Belum lagi urusan S2 ku yang sempat tertunda beberapa kali, sampai aku sudah
diwarning oleh Kampus... awal January thn depan ini harus berangkat, Now or Never !!!
Untung saja aku ini masih single dan punya kekasih yang jauh..
nggak bisa membayangkan jika punya kekasih disini, yang ngajak malam mingguan,
makan,nonton ato jalan bareng.... fiuh.... mana sempaat?
Dikantor ku buka kotak email ku, .... you have new 99 emails.....
wow i like combination number 99.. its lucky...
tapi... haahh.. aku membaca satu persatu nama
di kotak emailku, ada 62 email dari rayhanfir@yahoo.com.... nggak salah nih...?
.................
R ;Jika rindu bisa di hapus oleh hujan.. aku mau hujan setiap hari..
................
R ; langit masih selalu biru.. dan hanya wajahmu yang ada di sana...
................
R, andai saja dulu kita tak pernah bertemu
Tak akan pernah ada kerinduan di hati ini...
................
R, ketika malam gelap tak berbintang
yang tertulis hanya namamu disana..
walau ketika itu langit tidak biru lagi
tapi kamu terlihat begitu jelas...

Aku terdiam lama.. Ray... ada apa ini ? berpulu-puluh email nya berisi kerinduan
padaku ?... apa gak salah ?..... hanya ada 2 email dari Ara :
................
Raisha sayang, semoga selalu sehat dan semangat
Kenangan di swans river, fremantle and all Perth City
menjadi yang terindah dalam hidup kita...

email ke-2 dari Ara membuatku hampir jatuh pingsan..
................
Raisha .. just once in my heart...
akhir bulan ini aku akan pulang..
dan kita akan mengakhiri penantian panjang kita..
aku akan menikahimu..!

Semenit, dua menit, tiga menit... hingga 15 menit aku terdiam...
Tanganku bergetar, hampir saja aku lupa untuk bernafas..
Rasa gembira, terharu, spechless , sedih brcampur baur menjdi satu
Kata kata ini sudah lama kunanti dari seorang Ara...
Ara memang bukan type romantis, dia lugas dan tanpa rayuan gombal.
Ketika jadian pun dia cuma bilang, " kamu mau nunggu aku gak ..? "
" Nunggu apa " tanyaku heran.
" Nunggu aku siap melamar kamu jadi istriku .." katanya sambil memandangku.

Aku terdiam sambil sesekali mencuri pandang matanya yang masih tetap memandangku..
Dan aku cuma bisa tertawa... bayangkan saja, kejadian itu ketika akhir kami lulus SMA.
Bukannya aku ragu... tapi siapa yang bisa tahu apa yang akan terjadi pada beberapa
tahun kemudian.
" Kamu ragu pada perkataanku ? " kata Ara lagi sambil terus memandangku.
" Bukan ragu Ara... tapi aku takut berjanji.. " kata ku sambil tersenyum.
" Aku akan yakinkan kamu Raisha.., " kata Ara serius..
" Biarlah waktu yang membuktikannya Ara.." kataku sambil berdiri.

Begitulah Ara, tidak pernah bilang I Love u, sweet heart, cintaku atau memanggilku
Sayang, Honey dlll... tapi dia super serius padaku. Karena kita kuliah se kampus ,
maka aku mulai bisa sayang padanya.
Walau sebenarnya dalam hatiku terdalam aku menyimpan
kerinduan pada seorang " Ray " , dia yang pernah kutunggu untuk menyatakan
perasaannya padaku sejak dulu... aku tahu ... Ray dan aku sudah saling ' suka'
sejak kita pertama menjejak bangku SMA.

" Bu Raisha , ditunggu Ibu Melly di ruangannya.." tiba-tiba suara
Anne sekretarisku mengagetkan lamunanku.
Please... Raisha.. bukan lagi waktunya untuk membandingkan
antara Ara dan Ray lagi.... Choice Ara... and forget Ray....
You must delete Ray from your memory... and enough to think him.....

Setelah selesai menghadap Bu Melly, aku membalas beberapa email yang masuk,
termasuk email dari Ara dan Ray.
.................... Ray .... ada kabar baik ..
aku dan Ara akan segera menikah...
Kamu ikut senang kan... undangan menyusul..
Datang ya...
...............sent to rayhanfir@yahoo.com

.................. Ara... aku sampai hampir tak bisa berkata apa-apa
Kamu memang selalu membuatku bahagia ..
Kutunggu kamu di saat paling indah ....
................ sent to Arielmirza@gmail.com

Langit Jakarta terlihat lebih indah dari hari biasanya..
Setumpuk pekerjaan dan ragam persoalan seakan tak membuatku risau.
Hari ini aku sudah membuat keputusan penting dalam hidupku...
aku akan menjadi Nyonya Ariel Ibrahim Mirza....
Bersama dengannya, aku akan menguntai indahnya tali cinta yang lebih indah.
Maafkan aku Ray.... aku terpaksa harus belajar melupakanmu
mulai detik ini juga.

*****************

Aku bergegas menuju tempat parkir ketika jam kantor usai,
hari ini aku ingin sekali cepat sampai dirumah,
untuk memberitahu Mama dan Papa tentang kabar bahagia ini.
Ketika akan sampai di silver honda jazz ku, aku melihat ada seorang
yang berada disamping mobilku... ketika kulihat lebih jelas... aku terkaget-kaget.
" Ray.... ngapain kamu disini ?..." tanyaku heran
Tiba-tiba Ray memegang tanganku dan menyeretku menuju mobilnya...
" Ayo ikut aku sebentar Raisha...ada yang ingin kuperlihatkan padamu.."
katanya sambil terus menyeretku.
" Ray.. aku mau pulang... .. ada apa sih.. ? " tanyaku sambil sedikit memberontak.
Tapi kekuatan tangan Ray, membuat ku tak mampu menahan tarikan tangannya.
" Nanti kamu akan tahu... please.. aku minta waktumu .. ini kesempatan
terakhirku..." kata Ray sambil memohon padaku...
" Ray... please .. lepaskan tanganku....aku mau pulang !!! " kataku keras.
Ray tersentak kaget... sambil melepas kedua tanganku...
" Please Ray.... kamu tidak pernah bisa mengerti aku.." kataku sambil masuk ke
dalam mobilku, segera ku tinggalkan Ray dengan tatapan mata kelamnya.
aku tak bisa menahan airmataku tumpah, sambil menyusuri keramaian jalan Jakarta ,
aku menangis ... sungguh.. ini tangis bahagia atau sedih aku juga tak pernah tahu.
Kutumpahkan semua sesak hatiku, biar basah semua , biar hilang semua resah ku
mengikuti aliran airmata yang terus menetes. Aku tahu, aku sudah tak bisa memilih
lagi... karena aku sudah menjadi pilihan Ara.

******
Awal Desember, langit Jakarta terlihat mendung ... terlihat lebih gelap ..
bahkan aku tak dapat melihat apapun hari ini. Aku berkali-kali jatuh ...
Sungguh ini bagian paling kelabu dalam perjalanan hidupku... hingga aku tak sanggup
sekedar menceritakan atau mengulang kembali kejadian hari itu.

Pagi di awal Desember itu sebenarnya indah... Ara beserta keluarganya akan
datang untuk melamarku. dan seminggu kemudian kita akan menikah. Memang serba
cepat karena Ara akan segera kembali ke Perth untuk wisuda, dan akan segera
akan menemaniku sekolah di Kanada . Aku telah berdandan seistimewa mungkin,
dengan memakai kaftan warna putih tulang.. warna kesukaan Ara. Semua keluargaku
telah siap menyambut pangeranku. Jadwal acaranya sih jam 09.30..
tapi hingga jam 10.00 belm kelihatan tanda2 keluarga besar Ara datang.
Mendadak hatiku diliputi perasaan resah... entah deg-degan atau gelisah.. aku juga
belum bisa menerjemahkan rasa hatiku. but.. my feel is not good...
Sampai ketika suara dering Hp ku menjawab seluruh tanya hatiku..
" Hallo, Raisha,,.. ini Tante nya Ara....
Ara kecelakaan , kamu segera ke RS.Pondok indah ya..
masih di ruang ICU... " suara tante Ara menyeruak kesadaranku.

Ditemani Adik dan orang tuaku, bergegas kami menuju RS. Pondok Indah... jalan macet
membuat emosiku hampir meledak. Kalau bisa, ingin segera lari saja. Aku ingin
segera melihat Araku...
. Tuhan... Tolonglah.. selamatkan dia dari apapun yang dapat
membuatnya sakit....
Tuhan... Tolonglah... Jauhkan dia dari apapun yang dapat
membuatnya menangis.... karena Ara paling benci menangis walau kesakitan.

Sampai di halaman parkir RS. Pondok Indah
aku lari menuju ruang ICU..
sungguh aku sudah tidak bisa membuat diriku sabar lagi.
Aku sudah kehilangan kontrol emosiku.
Begitu masuk ruang ICU .. Ayah, Ibu dan adik2 Ara terdiam... ketika melihat
kedatanganku..., aku melihat Ara terbaring di sana.
Diam... sudah tak bernafas.
Baru 10 menit yang lalu dia menghembuskan nafas terakhirnya,
tanpa aku disisinya.
Tanpa melihat orang yang dicintai seumur hidupnya...,
tanpa aku memegang tangannya membantu melafalkan do'a....
tanpa aku ketika menutup matanya.
Dan seketika aku melihat semuanya menjadi gelap...
aku terlalu merasa bersalah..

Tuhan.... mengapa bahagia dan sedih seakan datang bersamaan...
dan aku tak pernah mengerti ... jalan cerita apalagi yang akan kuhadapi
setelah Ara pergi dari sisiku, aku begitu kehilangan...
*********

Sore ini gerimis dilangit Jakarta sungguh membuat suasana hatiku semakin kelam, aku masih terpekur diam di depan batu nisan Ara. Ara yang berjanji akan menikah denganku.
Ara menulis di sebuah tulisan yang akan diserahkan buat melamarku ;

" When the sun stop rising, when the earth stop rotating, when the stars are not in the sky, my heart will still be there for you, no matter anything happen.."

Setiap membacanya, selalu saja airmataku jatuh . Sungguh aku percaya Ara begitu begitu mencintaiku, aku tahu Ara selalu menyayangiku... walaupun dia tahu bahwa hatiku telah diambil oleh Ray. Dia sangat mengerti itu, ketika Ray tiba-tiba menghilang....
Ara lah yang melindungiku, menentramkan hatiku dan membuat aku kuat lagi.
Selamat jalan Ara... tenanglah kau disana...... Aku telah menepati janjiku..
untuk menunggumu melamarku menjadi istrimu.... walau pada saat yang kita tunggu
kamu harus pergi meninggalkanku selama-lamanya....
Dengan langkah berat, aku meninggalkan tempat peristirahatan Ara yang masih bertaburan
bunga... ..Aku pergi dulu Ara....
Langit masih mendung ketika aku sudah tiba dirumah....
Aku menerawang memandang langit dari jendela.....
kepergian Ara menyadarkanku pada sebuah perjalanan hidup yang masih misteri..
Manusia boleh berencana, tapi Tuhan lah yang berkuasa mengatur nya...
dan kita pun akan mati.. tak beda seperti kita lahir kemarin.......
********


# Episode Montreal - Tokyo #

Beaver lake di Mount Royal siang ini sungguh ramai, aku duduk dipinggir kursi taman ini… terasa sepi dalam keramaian. 3 bulan sejak kedatanganku di Montreal ini terasa sungguh menyiksa . Seharusnya aku datang ke kota ini bersama Ara, sebagai honeymoon pernikahan kami sekaligus menemaniku untuk mengambil S2 ku di McGill University.

Tapi kenyataannya , aku harus sendiri berada di Kota ini…. Sejak pesawat Air Canada mendarat di Montreal Pierre Elliot Trudeau International Airport aku masih belum yakin kalau aku akan bisa menjalani semua ini. Karena, walau banyak ketegaran dan keyakinan menopang ku, aku juga Cuma seorang manusia biasa, yang masih saja selalu merasakan kesedihan … sepanjang perjalanan , airmataku tak tertahankan . Bukan hanya karena Ara seorang, tapi juga sedih meninggalkan keluargaku. Mungkin dalam waktu 2-3 tahu n aku tidak akan pulang ke Indonesia, aku berjanji, tidak akan pulang sebelum bisa menyelesaikan sekolahku disini..

“ Raisha .. mengapa rindu tak bergeming dari hatiku…”

Kubaca email dari Ray di layar laptopku, bener-benar pantang menyerah banget …

Padahal sudah kujelaskan berkali-kali padanya, kalau aku masih belum mau mencari pengganti Ara. Masih terlalu dalam sedih ini tersimpan dalam hatiku.

Bulan-bulan awal ini aku masih dipusingkan dengan kendala bahasa yang hampir saja bikin aku mau menyerah.. karena selain bahasa Inggris, di Montreal juga digunakan bahasa Prancis… alamak… aku cuma bisa J’Taime aja.. he he he

Kalau bahasa Inggris bikin mabok ketika membaca literaturnya, terasa paling bodoh….

Semoga kekuatan dan ketegaran itu selalu menyertai aku disini, membawa cita-cita sampai disini memang impianku.

Siang ini sepulang kuliah, aku berjalan di La Salle sebuah pusat perbelanjaan di Newman Boulevard. Ini sebuah tempat jalan2 favoritku ketika aku mulai jenuh dan rasa homesick menyerangku. Sekedar cuci mata dan melemaskan kaki.. kadang2 bisa membuatku tidak selalu melamun . Apalagi ketika masuk di Carrefour Angrignon yang mengingatkan ku pada pusat pertokoan ternama di Jakarta.

.

Cinta … kemanakah kau harus kucari….

Telah begitu dekat di hadapanku

Telah banyak mimpi indah terangkai

Namun harus hilang tanpa bisa kugapai lagi…

( musim gugur -Marsche Bonsecors )

Pusing kwadrat kepalaku sesudah ditelpon orang tuaku yang agak medesakku untuk mencari pengganti Ara, karena adikku akan segera menikah. Oh My God… please be strong my heart… menyerah sudah aku. Aku minta pada orang tuaku untuk menjodohkanku saja dengan anak temannya, anak tetangga atau anak teman kantor…

Aku bener2 not feeling for Love again…. Kalau gini mau deh aku kembali ke zaman Siti Nurbaya aja… asal jangan dengan datuk Maringgih aja… he he he.

Di kampus ku ini, rata2 yang mahasiswa Indonesia sudah banyak yang menikah, ada juga yang belum, tapi semuanya belum bikin aku ‘tersandung” …. Apalagi bikin aku jatuh cinta. Di kepalaku cuma ada 2 macam lelaki , yaitu Ara dan Ray… harus seperti itu jika aku yang mencari sendiri, lengkap dengan sifat dan prilakunya…..

Tiba-tiba, hatiku terbersit untuk kembali pada Ray…., setidaknya Ray telah lama menunggu cintaku ketika aku masih bersama Ara….

Tidak salahkan jika aku kembali kepada my First Love ku…?

Aku tersenyum, mengingat wajah Ray ketika memandangku di sekolah dulu….

Cuma dia yang bisa berada dihatiku, karena dia memang telah lama ada, telah menempati rongga hatiku …

Cinta ini tak pernah hilang Raisha…

Jika memang aku harus meninggalkanmu

Itu hanya karena jalan kita masih terlalu banyak persimpangan

Kalau saja ragaku menjadi milik jiwa lain

Semua ini Cuma aliran cerita hidup…

Maafkan aku..’

Karena aku hanya mengikuti jalan di depanku

Dilema yang tak pernah kuimpikan

Karena mimpiku hanyalah terisi namamu…

Aku juga tak mengerti mengapa aku pantas menangisi Ray lagi.

Walau dia bukan milikku, tapi kok airmataku jatuh juga ya…

Aku kehilangan sebelah hatiku lagi, bagaimana aku bisa menahan jatuhnya airmataku

Kubaca sekali email Ray , sebuah undangan Wedding.

Ray akhirnya menikah juga , dengan gadis Jepang – Ayumi . Teman kuliah nya di Tokyo University. Benar –benar cantik gadis yang mendampinginya. Aku ikut bahagia, tapi dada ini terasa sesak dan hatiku jelas tak bisa membohongi diriku sendiri.

Besok aku akan berlibur, benar-benar penat dan lelah pikiranku .

Mengapa harus ada pertemuan dan kenangan

Jika akhirnya harus terpisah dan menyesakkan

Walau telah habis airmataku

Walau telah kuhabiskan tangisku

Aku benar-benar tak pernah sanggup

Untuk sekedar menghapus bayanganmu

Apalagi untuk meninggalkanmu…

Aku benar benar menyesali diriku, mengapa aku dulu bertemu dan dekat dengan Ara dan Ray, jika sekarang aku harus kehilangan keduanya.

Berharap salah satunya menjadi pendamping hidupku, nyatanya keduanya lepas dari genggaman tanganku hampir secara bersamaan..

Hidup tanpa cinta dan kekasih memang sangat hampa.



***************

sendiri lagi

menyusuri jalan sepi

Tak mampu lagi

mengobati luka hati


Siang ini aku terburu-buru membereskan barang-barang dalam koperku, sore nanti aku akan terbang menuju Tokyo. Impian ku tentang indahnya Jepang akhirnya akan menjadi kenyataan... aku dikirim kampusku untuk mengikuti seminar di Tokyo. Satu koper, tas berisi laptop, dan satu tas jinjing, rasanya cukup buat ku selama seminggu di sana.

Semoga dengan perjalanan ini, bisa jadi obat bagi lara hatiku. Bertumpuk tugas dan diktat yang setiap hari bikin kepala 'mumet" belum juga mampu mengobati rasa hatiku yang kehilangan... hampa dan nelangsa.

Di sepanjang perjalanan, aku mengisi waktu dengan mendengarkan lagu2 kenanganku yang tersimpan di mp4 ku. bayangan masa lalu berkelebatan lewat di kepalaku, serasa memutar ulang cerita lamaku. Right Here Waitingnya Richard Max, It Must Have been Love nya Roxxete, Nostalgia SMA nya Paramitha Rusady ....etc menyeruak indah dalam suara di kupingku. Mematikan waktu ku dalam perjalanan...

Sedang asyik bernostalgia, tiba-tiba rasanya ada yang menyentuh bahuku pelan,

" Mbak.. maaf ya bisa tukar tempat sebentar, saya pusing kalau duduk dipinggir jendela..please ya mbak... " tiba -tiba terdengar suara dari penumpang sebelahku. Seketika aku menoleh, seorang cowok berkulit putih, berhidung mancung dan lumayan tampan. Dia tersenyum ketika aku terpesona melihatnya, bagaimana tidak terpesona, wajahnya mirip aktor Taiwan Jerry Yan, pemain Tau Ming Se di serial Meteor Garden yang sempat booming di Indonesia dulu....

" Mbak, bisa kan minta tuker sebentar... " katanya lagi sambil berdiri. Aku dengan spontan berdiri dan pindah duduk disebelah jendela pesawat. Payah nih cowok, ganteng2 kok mabuk udara.. makanya minum antimo dulu..he he he

" Mbak, boleh kenalan gak ? tujuan nya mau kemana ? " kata cowok itu sambil menyodorkan tangannya.

" Saya Rafael Muhammad Fahreza , mbak siapa namanya ? " sambil menjabat tanganku dia memperkenalkan namanya. Putih bener nih cowok.. malu aku jadinya... kalah putih dengan cowok.

" oh ya, nama mbak Raisha Ghassaina.. panggil aja Mbak Raisha " kataku sambil mematikan Mp4 ku.

" Panggil saya Rafa aja ya mbak , saya kuliah di Tokyo , mbak juga mau ke Tokyo Ya ?..

Obrolanku menjadi semakin hangat dengan Rafa, ternyata dia juga kuliah di Tokyo University semester akhir, wah.. adik ku jauh banget, tapi so smart banget bicara sama dia. Kebetulan penelitiannya di universitasku. Sesama warga Indonesia, tentunya bahagia banget bisa ketemu di negara asing. Apalagi dia janji mau mengantarku jalan2 di Tokyo.. wah...

Ketika menatap pemandangan dari balik jendela pesawat, gumpalan putih terbentuk indah seakan membawaku ke alam khayal . Hatiku terasa sakit lagi. Kerinduan memang sungguh menyesakkan.

****

Bandara Narita bercuaca cerah ketika aku tiba, hembusan udara Tokyo terasa mengharukan fikiranku tentang Ray... aku baru ingat... Ray juga ada di Tokyo !! OMG, benar2 baru ingat sekarang, karena setelah kabar wedding nya dia tak ada kabarnya dan aku juga gak mau tau tentang kabarnya lagi. Aku malah tau kabarnya dari Sheila teman sekampusku dulu, kalau dia menikah dengan anak keluarga angkatnya di Tokyo. Ray sudah lelah menantiku .

" Mbak Raisha, ayo dong.. kok dari tadi bengong aja, tuh kopernya yang mana ? cepat diambil, ntar kelamaan di bandara lho " tiba-tiba Rafa mengaget lamunanku.

Segera kuambil koperku diantara putaran barang2 bagasi, Rafa sudah menungguku di depan pintu keluar. Teman baru ternyata menyenangkan juga, andaikan tidak ada Rafa mungkin aku sudah setengah mati harus bersusah payah mencari tahu tentang bandara ini, karena ini adalah kedatanganku yang pertama di Jepang. dan aku buta sekali dengan bahasa Jepang, apalagi dengan tulisannya... walaupun sering nonton serial korea dan jepang... yang teringat di kepala cuma cerita dan pemainnnya yang ganteng he he he... soal bahasa... peduli amat, kan ada teksnya... Inget juga dengan kata ' Arigato Gozaimas " soalnya mesti diucapkan para pelayan di rumah makan Jepang. Sambil berjalan mengikuti Rafa, aku masih senyum-senyum sendiri menyesali kebodohanku.

********

Selamat pagi Tokyo....

Pagi pertamaku di negara Sakura, dikamar 411 Imperial Hotel Tokyo. Hotel ini letaknya strategis sekali, tepatnya di 1-1 Uchisaiwai Cho, menyenangkan sekali dekat dengan Ginza dan Kabuki Theater. Untung ada Rafa, dia yang memilihkan hotel ini. Selain transportasi mudah, di sekitar hotel ini banyak restauran dan cafe . Acara seminar baru berlangsung besok, hari ini free day. Bisa jalan-jalan di sekitar kota, dengan guide tour gratis .. Rafa. Lumayan mengirit pengeluaranku.

Rafa terlihat sangat gagah dengan jeans biru dan Polo Tshirt birunya, kacamata hitam nya membuat wajah putihnya semakin terlihat jelas dan mempesonaku... Jangankan aku, mungkin nenek2 pun bilang Rafa adalah perpaduan Ibrahimovic dan Brad Pitt.. he he he maksudnya kalau di lihat dari sedotan.

" Hallo mbakku yang manis... udah siap belum ? " tanya Rafa mengagetkanku yang sedang terkagum pada nya. Aku mengagguk sambil mengikutinya berjalan.

Tujuan pertama kita hari ini adalah Imperial palace , tempat bangunan klasik Jepang berada, perjalanan kedua ke Tokyo Tower... senangnya , bisa melihat kota Tokyo dari ketinggian hampir 200 meter. Dan yang paling menggembirakan , Rafa mengantarku ke Tokyo Disneyland... kembali ke nostalgia masa kecil. Hampir semua wahana kita masuki, di Peterpans Flight ketika aku diterbangkan , serasa hilang semua hampa hatiku, Spacey Mountain, Big Thunder Mountain , ditutup dengan Disney Magic in the Sky yaitu menyaksikan kembang api diantara kemegahan Tokyo Disneyland. Aku benar-benar terhanyut suasana menyenangkan dan sangat menggembirakan ini, Sungguh aku euforia banget.

Rafa sangat sabar menjelaskan satu persatu mengenai kota Tokyo ini, maklum dia sudah hampir 5 tahun tinggal disini. Bahasa nipponnya pun sudah fasih,iri aku jadinya.

******

Seminggu di Tokyo membuat hatiku cerah, seindah bunga sakura yang bermekaran di musim semi ini. Sampai tak terasa besok aku harus kembali ke Montreal, meninggalkan kota yang bisa mengobati hatiku walau sesaat, dan yang membuatku bahagia, bisa berkenalan dengan Rafael, pemuda tampan yang selalu menemaniku di Tokyo.

Malam ini aku dan Rafa duduk di Otemachi Cafe, suasana malam indah ini terasa semakin romantis dengan lampu2 berwarna-warni disepanjang jalan. Rafa hanya banyak terdiam sambil memandangku , sementara aku sedang menghafal lagu " First Love " nya Utada Hikaru , plus dengan arti bahasa indonesianya, tentu yang menerjamahkan si Rafa dong.. aku cuma mencatat artinya di notesku, bagiku menyanyikan suatu lagu berbahasa asing lebih bisa dihayati dengan mengetahui artinya. Judul First Love nya yang membuat aku jatuh hati pada lagu ini, ketika sedang jalan di Shibuya, lagu ini terdengar di telingaku... menurut Rafa artinya adalah orang yang sedang mencari cinta pertamanya.... so sweet...
"You are always gonna be my love
Itsuka darekato mata koi ni ochitemo
I'll remember to love you taught me how
You are always gonna be the one
Ima wa mada kanashii love song
Atarashi uta utaeru made"

( First Love ; Utada Hikaru )

Sedang asyik menikmati malam terakhir di Tokyo, mataku tiba-tiba melihat seorang pria yang sangat kukenal, walau hanya dari kelebatannya... jantungku berdetak kencang... Pria berbaju coklat itu adalah My Ray... oh ralat.. bukan My Ray lagi.... sudah ada yang memilikinya. mata kami saling bertatapan, terdiam dan saling membenarkan bahwa penglihatan kami tidak salah. Saking gugupnya, gelas yang kupegang terjatuh... Ray juga berhenti berjalan.. sekian detik dalam keterpanaan, akhirnya mulutku bisa juga berkata-kata.

" Ray..... " cuma kata ini yang bisa keluar dari tenggorokanku.

" Raisha.." kata Ray sambil menghampiriku. Hampir aku memeluknya karena rindu, untung aku segera sadar akan diriku. Kujabat tangan erat Ray, seorang yang pernah mengisi sebelah hatiku. Rafa cuma bisa menjadi penonton, karena aku lupa mengenalkannya pada Ray. Setelah 2 tahun pernikahannya, Ray terlihat semakin dewasa dan .... sungguh aku tak bisa menahan kerinduan itu...

" Raisha, ada acara apa, kok sampai juga ke Tokyo ? " ucap Ray pelan.

" Ada urusan kuliah Ray... kamu kelihatan sehat dan bahagia Ray " kataku berusaha semaksimal mungkin untuk tenang.

Ray tersenyum, senyum misterius khas miliknya.

" Masih ingat dengan Tokyo Love Story ? " tanya Ray sambil tersenyum.

Aku gelagapan dengan pertanyaan Ray, karena Tokyo Love Story merupakan impian kita berdua ketika berkhayal di SMA dulu. Rencana jalan 2 ke Jepang berdua merupakan cita-cita kita dulu. Dan malam ini setelah aku hampir berhasil menghapus namanya di hatiku, Ray muncul lagi... dan kita berdua tepat berada di Tokyo..... dan Love story itu pun teringat kembali......

Tiba-tiba Ray menggenggam kedua tanganku dan berkata, " Raisha.... Aishiteru "....


to be continued...